Senin, 23 September 2013

TITIP RINDU BUAT AYAH

Di matamu masih tersimpan 
selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat 
di keningmu

Kau nampak tua dan lelah, 
keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hmm ...

Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia

Di matamu masih tersimpan 
selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat 
di keningmu

Kau nampak tua dan lelah, 
keringat mengucur deras
nnamun kau tetap tabah hmm ...

Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam 
dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu 
gambaran perjuangan

Bahumu yang dulu kekar, 
legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hmm ...

Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia

Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Engkau telah mengerti hitam 
dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu 
gambaran perjuangan

Bahumu yang dulu kekar, 
legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...

Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia

Ebiet G. Ade

Jumat, 05 April 2013

Filosofi Matematika (2)

Kembali lagi ke rumus matematika sederhana. 
  • 1 : 2 = 0,5
  • 1 : 1 = 1
  • 1 : 0 = ~
Apa artinya? akan kita pahami satu per satu.
  • 1 : 2 = 0,5  >> Jika kita memberikan kebaikan terhadap orang lain dan mengharapkan imbalan dua kali lipat, maka kita hanya akan mendapatkan setengah saja.
  • 1 : 1 = 1  >> Jika kita memberikan kebaikan kepada orang lain, dan kita mengharapkan imbalan yang serupa, maka kita akan mendapatkan imbalan tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan.
  • 1 : 0 = ~  >> Jika kita memberikan kebaikan kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun, maka kita akan mendapat imbalan dari Tuhan yang tak terbatas.
Mari kita nikmati dan kita pahami apa yang kita pelajari.

Filosofi Matematika

  • + x + = +
  • + x - = -
  • - x + = -
  • - x - = +
Sepenggal dari rumus matematika yang pernah kita pelajari sewaktu Sekolah Dasar seperti di atas mungkin memang sering kita abaikan. Padahal di dalamnya tersirat sebuah pesan yang harus kita renungkan.
  • + x + = +
Bilangan positif dikalikan dengan bilangan positif hasilnya positif. Artinya, jika kita mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR maka perbuatan kita BENAR.
  • + x - = -
Bilangan positif dikalikan dengan bilangan negatif hasilnya negatif. Artinya, jika kita mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang SALAH maka perbuatan kita SALAH.
  • - x + = -
Bilangan negatif dikalikan dengan bilangan positif hasilnya negatif. Artinya, jika kita mengatakan SALAH terhadap sesuatu hal yang BENAR maka perbuatan kita SALAH.
  • - x - = +
Bilangan negatif dikalikan dengan bilangan negatif hasilnya positif. Artinya, jika kita mengatakan SALAH terhadap sesuatu hal yang SALAH maka perbuatan kita BENAR.

Sebuah pesan sederhana penuh makna yang tidak pernah kita sadari selama ini karena kita hanya belajar tanpa mengetahui dan memahami apa yang kita pelajari.

Rabu, 15 Juni 2011

Perbedaan BOSS dan Pemimpin

Seorang BOS menciptakan rasa takut dalam diri anak buahnya
Seorang PEMIMPIN membangun kepercayaan

Seorang BOS mengatakan “saya”.
Seorang PEMIMPIN mengatakan “kita”

Seorang BOS tahu bagaimana pekerjaan harus dilakukan.
Seorang PEMIMPIN tahu bagaimana suatu karier harus ditempa

Seorang BOS mengandalkan kekuasaan.
Seorang PEMIMPIN mengandalkan kerjasama.

Seorang BOS menyetir
Seorang PEMIMPIN memimpin

Seorang BOS menyalahkan
Seorang PEMIMPIN menyelesaikan masalah dan memperbaiki kesalahan

Seorang BOS menguasai 10% tenaga kerja bermasalah.
Seorang PEMIMPIN menguasai 90% tenaga kerja yang kooperatif.

Seorang BOS menyebabkan dendam bertumbuh.
Seorang PEMIMPIN memupuk antusiasme yang bertumbuh.

Seorang BOS menyebabkan pekerjaan menjemukan
Seorang PEMIMPIN menyebabkan pekerjaan menyenangkan/menarik

Seorang BOS melihat masalah sebagai musibah yang akan menghancurkan perusahaan
Seorang PEMIMPIN melihat masalah sebagai kesempatan yang dapat diatasi staff yang bersatu padu, dan berubah menjadi pertumbuhan.


INGAT. SEORANG BOS BERKATA, “PERGI!”
SEORANG PEMIMPIN BERKATA, “AYO PERGI”
SUMBER: Jimmi Wiwanto - kisahinspiratif.com

Kamis, 05 Mei 2011

Ayah Aku Mohon Maaf

Dan pohon kemuning akan segera kutanam
Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu

Walau tak terucap aku sangat kehilangan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan

Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu

Ayah aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana

Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku

Air hujan mengguyur sekujur kebumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal

Ayah aku mohon maaf atas keluputanku
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta
Diambil dari lagu Ebiet G. Ade

Pakis dan Bambu

Alkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya.
Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.
“Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah?”
Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.
“Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu?”
Ya,” jawab pria itu.
“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik.
Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi.
Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan.
Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun.
Tapi Aku tidak menyerah.
Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak,
tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu.
Tapi Aku tidak menyerah.
Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu.
Tapi Aku tidak menyerah.
Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah,” kataNya.

“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.
Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.
Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku,” kata Tuhan kepada pria itu.
“Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini,
kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”
“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu. ”
“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.
“Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.”
“Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”
“Saya akan menjulang setinggi apa?” tanya pria itu.
“Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?” tanya Tuhan
“Setinggi yang bisa dicapainya,” jawab pria itu.
“Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik,
meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu,” kata Tuhan.
Nah, Kerabat Imelda, bagaimana cerita tadi? Semoga bisa menjadi cerita motivasi atau inspirasi bagi Anda, yang mungkin sedang mengalami proses seperti yang “pohon bambu” alami.
SUMBER: Anton Huang - antonhuang.com

Kamis, 21 April 2011

Wanita Harus Kuat, Ibarat Sosok Bertangan 4

KEKUATAN wanita disebut-sebut terletak pada kelembutannya. Berada di mana pun, sosok seorang wanita merupakan penyejuk dalam keluarga, maupun lingkungannya. Termasuk juga ibu yang juga pekerja.

Dr Martha Tilaar, Founder & Chairwoman dari Martha Tilaar Group menyarankan, wanita harusnya bisa mengikuti sebuah filosofi legenda kuno di mana wanita diibaratkan sebagai sosok bertangan empat.
Masing-masing tangan memiliki artian tersendiri.

Tangan pertama, memegang tasbih yakni iman kuat, apapun kepercayaan Anda.


Tangan kedua, memegang sitar yang diibaratkan komunikasi yang baik atau memperdengarkan alunan suara yang indah. Berbeda kalau kita selalu bergosip misalnya, jiwa kita juga tidak akan bagus. Mulut harusnya digunakan untuk memotivasi orang lain, jika tidak jiwa kita akan rusak.

Tangan ketiga, yaitu memegang keterampilan, di mana wanita harusnya bisa multitasking menjadi ibu, pengusaha, pekerja dan mengurus kelangsungan keluarga.

Terakhir, tangan keempat, memegang bunga teratai sebagai ungkapan seorang wanita harus tetap terlihat cantik, anggun dimanapun dia berdiri. Pasalnya bunga teratai dapat tumbuh dimana saja, bahkan di selokan sekalipun.

SUMBER: okezone.com
 
;